- Pemprov Lampung Dukung Peran Strategis Mahasiswa NU Dalam Pembangunan Daerah
- TNI- POLRI Gelar Patroli Skala Besar, Jaga Kamtibmas Pasca Unjuk Rasa
- Polres Tulang Bawang Barat Laksanakan Patroli Skala Besar
- Harga Terjangkau, Warga Antusias Sambut Pasar Murah PMI Lampung di Pesawahan
- Langkah Konkret Lestarikan Sejarah, Rumah Daswati Didorong Jadi Cagar Budaya
- Pererat Sinergitas, DPP Jagat Buana Nusantara Gelar Silaturahmi
- ASDP Apresiasi Pelanggan Setia dan Terus Dorong Budaya Tertib Digital
- Satu Tahun Buron, Polres Lampung Selatan Berhasil Tangkap Pelaku Pencurian
- Modus Penggelapan Motor Ternyata untuk Jaminan Pinjam Uang
- Polsek Palas Amankan 2 Warga Bangunan dan 1 Kalirejo Edarkan Narkoba
Ayah Brandon Scheunemann: Saya Rela Dipenjara asal Indonesia ke Piala Dunia

Keterangan Gambar : Timo Scheunemann ayah dari Brandon Scheunemann [Instagram Timo Scheunemann]
JAKARTA, MFH,-- Sosok Brandon Scheunemann mencuri perhatian publik sepak bola Indonesia di perhelatan Piala AFF U-23 2025. Brandon lahir di Malang, 9 Maret 2005. Meski memiliki darah Jerman dari sang ayah, pelatih ternama Timo Scheunemann. Brandon tumbuh besar dan berproses di tanah air. Menariknya, pemain bertinggi badan 187 cm ini lebih fasih berbicara dalam bahasa Indonesia bahkan bahasa Jawa, memperlihatkan betapa lekatnya ia dengan budaya lokal. Hal ini tidak mengherankan jika melihat rekam jejak sang ayah, Timo Scheunemann.
Lahir di Kediri, Jawa Timur, 29 November 1973, Timo menghabiskan masa kecilnya di berbagai kota Indonesia, seperti Malang dan Kediri. Tak heran jika ia sangat fasih berbahasa Indonesia, bahkan berbahasa Jawa. Di akun Instagram pribadinya, Timo dengan bangga menyebut dirinya sebagai orang Indonesia sejati, "German outside, Indonesian inside."
Berbeda dengan banyak pelatih asing lainnya, Timo tidak hanya mengenal sepak bola Indonesia dari sisi teknis, tapi juga memahami budaya lokal secara mendalam. Ia dikenal mampu berbicara bahasa Jawa dengan lancar, karena besar bersama saudara-saudaranya di daerah Jawa Timur. Salah satu pernyataan Timo yang paling ikonik terjadi saat pembukaan Liga Primer Indonesia, 7 Januari 2011 silam di Hotel Novotel Solo. Ketika itu, ia berkata lantang: "Saya rela dipenjara asal Indonesia bisa masuk Piala Dunia." tegas ayah Brandon Scheunemann. Pernyataan tersebut menjadi viral dan memperkuat citranya sebagai pelatih yang benar-benar mencintai Merah Putih.
Baca Lainnya :
- Bupati Lamsel Dikukuhkan sebagai Bendahara Umum Apkasi 2025–20300
- Bukan Sekadar Bertanding, FORNAS Jadi Wadah Semangat Kolektif Masyarakat Lampung0
- Langkah Nyata PKK Lampung Wujudkan Keluarga Tangguh Lewat Desa TAPIS0
- Pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Gubernur Mirza Dorong ASN Jadi Motor Perubahan0
- Danbrigif 4 Mar/BS Terima Kunjungan Dosen Seskoal dalam Rangka Penelitian Terkait Vessel Monitoring 0
Klan
Scheunemann Berlomba Catat Prestasi Bersama Timnas Indonesia
Keluarga Scheunemann kembali mencuri perhatian publik sepak bola Indonesia berkat kontribusi dua anggotanya di level tim nasional. Brandon Scheunemann, bek Arema FC, masuk dalam skuad sementara Timnas U-23 untuk Piala AFF U-23 2025 yang digelar di Indonesia. Sebelumnya, Brandon juga pernah memperkuat Timnas U-20 era Shin Tae-yong dan tampil solid selama masa peminjaman di Persipura Jayapura. Ia menjadi andalan Singo Edan di paruh musim 2024/2025 dan kini siap membuktikan kapasitasnya bersama skuad Garuda Muda.
Di sisi lain, adik sepupu Brandon, Claudia Scheunemann, tampil gemilang bersama Timnas Putri Indonesia. Claudia bahkan sudah menjadi bagian dari skuad senior di usia 16 tahun dan mencetak enam gol dari 13 caps. Penyerang muda ini pertama kali mencuri perhatian di ajang Piala AFF U-19 Putri 2023.Saat itu, Claudia membawa Indonesia finis di posisi ketiga dan meraih dua penghargaan individu.Ia didapuk sebagai Top Skor dengan lima gol dan Pemain Terbaik turnamen. Prestasinya semakin mencuat saat mencetak gol-gol penting di Kualifikasi Piala Asia Wanita 2026.
Sementara itu, Brandon menjadi satu dari sedikit pemain lokal yang mendapat kepercayaan pelatih Gerald Vanenburg. Ia akan bersaing dengan pemain lainnya demi satu tempat di lini belakang Timnas U-23. Keberhasilan keduanya mengikuti jejak Timo Scheunemann, pelatih dan pelopor pembinaan sepak bola nasional. Timo pernah melatih Timnas Putri pada 2008 dan kini fokus pada pengembangan usia muda. Kiprah keluarga Scheunemann menunjukkan komitmen jangka panjang untuk sepak bola Indonesia.Tak hanya di sektor putra, tapi juga di sektor putri, kontribusi mereka begitu signifikan.
Kisah Claudia dan Brandon menjadi bukti bahwa
semangat kompetisi dan pembinaan terus tumbuh dalam satu keluarga.Kini, publik
menantikan aksi mereka membawa nama Indonesia lebih tinggi di pentas
internasional, seperti dilansir Suara.Com. [MFH/**]
