- Tekab 308 Presisi Polres Tanggamus Ringkus Residivis Pelaku Curat HP di Sumberejo
- Bupati Pringsewu Kukuhkan Tim Pembina Posyandu 2025-2030
- Bupti Pringsewu Harapkan PERWOSI Tingkatkan Eksistensi Wanita dalam Kembangkan Olahraga
- Ketua TP PKK Lampung Canangkan Desa Tapis di Lumbok Seminung
- Bupati Nanda Kunjungi Sejumlah Sentra UMKM di Way Lima
- Wabup Lambar Hadiri Persiapan Lampung Fest 2025
- Marching Band Gita Praja Saburai Raih Piala Kemenpora RI 2025
- Gubernur Mirza Buka Musda XVI Pramuka Lampung
- Gubernur Mirza Dorong Sinergi Kopi dan Pariwisata Lewat Lampung Coffee Pavilion
- Gubernur Mirza Berjuang Untuk Harga Singkong yang Layak
Achmad Nyerupa: Sekolah Rakyat Siapkan Pemimpin Masa Depan Indonesia

BANDAR
LAMPUNG, MFH,-- Pemerintah terus menunjukkan komitmennya terhadap
pemerataan pendidikan bagi seluruh anak bangsa melalui pendirian Sekolah Rakyat
Menengah Atas (SRMA) 32 Lampung Selatan. Sekolah ini resmi beroperasi pada
Agustus 2025 di Jl. Sebiay, Desa Hajimena, Kecamatan Natar, Lampung Selatan,
dan menjadi rumah baru bagi puluhan siswa dari keluarga kurang mampu di seluruh
15 kabupaten/kota Provinsi Lampung.
Mengusung
sistem pendidikan berasrama penuh, SRMA 32 bukan sekadar tempat menimba ilmu,
tetapi juga lingkungan pembentukan karakter, disiplin, dan kemandirian. Sekolah
ini merupakan bagian dari program nasional di bawah pemerintahan Presiden
Prabowo Subianto yang bertujuan memperkuat kualitas sumber daya manusia
Indonesia dari lapisan masyarakat terbawah.
Dua di antara
siswa SRMA 32, Hadi dan Rahel, menjadi contoh nyata semangat generasi muda
Lampung yang berjuang menembus keterbatasan.
Baca Lainnya :
- Agnesia Bulan Marindo Ajak Pengurus LASQI Bersinergi Majukan Seni Qasidah di Bumi Ruwa Jurai0
- Wagub Lampung Serahkan KUR ke Pelaku UMKM0
- Sutrisno: Budidaya Labu Madu, Menjanjikan dengan Potensi Pasar Luas0
- Guru dari 35 Sekolah Unggul di Lampung Ikuti Uji Kompetensi0
- Gubernur Mirza Resmikan Lampung Refinery Cargill0
Hadi, anak
petani dari Kabupaten Pesisir Barat, mengaku kehidupannya berubah sejak masuk
SRMA 32. Di sekolah sebelumnya, ia harus berjalan kaki jauh setiap hari. Kini,
di asrama, ia bisa belajar lebih fokus dan mengenal teman dari berbagai daerah.
“Di sini
banyak teman, banyak pengalaman. Dari pagi sampai malam kami belajar, ibadah,
dan kegiatan bersama. Semua fasilitasnya lengkap, dari tempat tidur sampai alat
mandi,” tuturnya sambil tersenyum.
Hadi
menyimpan cita-cita besar, menjadi anggota kepolisian agar bisa membela
negara dan membanggakan keluarganya. “Saya ingin orang tua bangga. Dulu mereka
tidak sangka saya bisa sekolah sejauh ini,” ujarnya pelan.
Sementara
itu, Rahel, siswi asal Katibung, Lampung Selatan, datang dari keluarga buruh
harian. Ayahnya bekerja serabutan, kadang mengojek, sementara ibunya ibu rumah
tangga.
Bagi Rahel,
SRMA 32 adalah kesempatan yang tak ternilai.
“Sekolah ini
membantu saya banyak sekali. Kami bisa belajar tenang tanpa mikir biaya. Saya
ingin jadi dokter, supaya bisa menolong keluarga dan orang-orang sakit,”
katanya dengan mata berbinar.
Kisah mereka
menggambarkan bahwa pendidikan yang inklusif benar-benar mampu mengubah arah
kehidupan.
Kepala
Sekolah SRMA 32 Lampung Selatan, Asis Prasetyo, Senin (20/10/2025)
lalu, menjelaskan, proses belajar di sekolah rakyat ini tidak hanya
menekankan aspek akademik, tetapi juga penguatan karakter dan pembiasaan hidup
tertib.
Ia menyebut
bahwa fasilitas sekolah telah memadai, mulai dari ruang belajar yang
representatif, laboratorium IPA, ruang makan, asrama putra dan putri, hingga
perpustakaan yang mulai terisi dengan buku-buku baru.
Sistem
pembelajaran di SRMA 32 dirancang agar siswa tidak hanya pandai secara
intelektual, tetapi juga berjiwa sosial dan mandiri. Setiap hari, kegiatan
dimulai dengan apel pagi dan diakhiri dengan pembinaan kerohanian serta
refleksi malam.
Menurut
Asis, adaptasi awal menjadi tantangan tersendiri karena para siswa datang dari
berbagai daerah dan latar belakang budaya. Namun berkat dukungan para guru dan
wali asrama, suasana kekeluargaan berhasil terbangun dengan cepat.
“Kini
anak-anak sudah mulai menunjukkan perkembangan yang luar biasa, baik dalam karakter,
disiplin, maupun motivasi belajar,” ujarnya optimistis.
Menjadi
sekolah berasrama, kehidupan sehari-hari siswa di SRMA 32 berjalan dalam ritme
yang teratur.
Firdaus,
wali asrama putra, menggambarkan suasana asrama yang tak ubahnya seperti
keluarga besar. Ia dan empat wali asuh lainnya bertanggung jawab atas sekitar
50 siswa yang tinggal bersama mereka.
Hari-hari di
asrama dimulai sejak dini hari. Setelah sholat subuh dan senam pagi, siswa
bersiap untuk sarapan dan mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Sore hari
diisi dengan kegiatan ibadah, kebersihan lingkungan, hingga sesi refleksi
bersama wali asuh.
Firdaus
mengakui, membina anak-anak dengan latar belakang sosial dan budaya yang
beragam bukan hal mudah. Beberapa siswa datang dari keluarga petani, buruh,
hingga nelayan.
“Kami tidak
hanya mengawasi, tapi juga mendampingi mereka tumbuh. Ada yang awalnya sulit
beradaptasi, tapi sekarang sudah bisa memimpin doa atau membantu teman yang
lain,” ungkapnya bangga.
Bagi
Firdaus, asrama bukan sekadar tempat tinggal sementara, melainkan ruang
pembentukan karakter tempat anak-anak belajar arti tanggung jawab,
kebersamaan, dan hormat terhadap sesama.
Tokoh Adat
Lampung dan Pembina/Penasehat Portal Berita Online, Media Faktual Hukum, Drs. H. Achmad Nyerupa, SH., MM menyambut baik
hadirnya SRMA 32 dan sekolah rakyat lainnya di provinsi ini. Ia menilai program
tersebut sebagai strategi nyata pemerintah dalam membangun fondasi generasi
muda Indonesia yang kuat.
Menurutnya,
keberadaan sekolah rakyat seperti SRMA 32 sangat dibutuhkan di daerah, terutama
bagi keluarga yang selama ini sulit mengakses pendidikan menengah.
“Kami
berharap program ini tidak hanya berhenti di tingkat provinsi, tapi juga hadir
di setiap kabupaten dan kota. Supaya anak-anak di pelosok pun punya kesempatan
yang sama untuk maju,” urainya seperti dilansir rri.co.id.
Ia menambahkan, keberadaan sekolah rakyat
merupakan bagian penting dalam perjalanan menuju Tahun Emas Indonesia 2045,
saat generasi muda saat ini akan menjadi pemimpin bangsa. [MFH/red/**]










3.jpg)
