- Tekab 308 Presisi Polres Tanggamus Ringkus Residivis Pelaku Curat HP di Sumberejo
- Bupati Pringsewu Kukuhkan Tim Pembina Posyandu 2025-2030
- Bupti Pringsewu Harapkan PERWOSI Tingkatkan Eksistensi Wanita dalam Kembangkan Olahraga
- Ketua TP PKK Lampung Canangkan Desa Tapis di Lumbok Seminung
- Bupati Nanda Kunjungi Sejumlah Sentra UMKM di Way Lima
- Wabup Lambar Hadiri Persiapan Lampung Fest 2025
- Marching Band Gita Praja Saburai Raih Piala Kemenpora RI 2025
- Gubernur Mirza Buka Musda XVI Pramuka Lampung
- Gubernur Mirza Dorong Sinergi Kopi dan Pariwisata Lewat Lampung Coffee Pavilion
- Gubernur Mirza Berjuang Untuk Harga Singkong yang Layak
Gubernur Mirza Dorong Sinergi Kopi dan Pariwisata Lewat Lampung Coffee Pavilion

BANDARLAMPUNG, MFH,-- Gubernur
Lampung Rahmat Mirzani Djausal menghadiri ramah tamah Lampung Coffee Pavilion
yang menjadi bagian dari rangkaian Lampung Fest 2025 bertema “Coffee and
Tourism” di El’s Coffee Roastery, Senin (27/10/2025).
Kegiatan dihadiri kepala organisasi
perangkat daerah (OPD) Provinsi Lampung, para bupati dan wakil bupati,
perwakilan Bank Indonesia, pelaku industri kopi, serta sejumlah pihak swasta
yang terlibat dalam pengembangan ekonomi kreatif daerah.
Dalam sambutannya, Gubernur Rahmat
Mirzani Djausal menegaskan pentingnya menggabungkan kekuatan dua sektor
unggulan Lampung, yakni kopi dan pariwisata. Menurutnya, sinergi antara
keduanya mampu membuka peluang baru bagi ekonomi daerah dan meningkatkan
pendapatan masyarakat dari hulu hingga hilir.
Baca Lainnya :
- Gubernur Mirza Berjuang Untuk Harga Singkong yang Layak0
- Satu Dekade Hari Santri, Gubernur Lampung: Santri Garda Moral dan Peradaban Bangsa0
- Festival Bebay Butabuh 2025, Panggung Perempuan Lampung Lestarikan Budaya Daerah0
- Achmad Nyerupa: Sekolah Rakyat Siapkan Pemimpin Masa Depan Indonesia0
- Agnesia Bulan Marindo Ajak Pengurus LASQI Bersinergi Majukan Seni Qasidah di Bumi Ruwa Jurai0
“Tema Coffee and Tourism ini bukan
sekadar tentang kopi, tapi tentang bagaimana kita menggabungkan dua kekuatan
besar Lampung, yaitu kopi dan pariwisata,” kata Gubernur Mirza.
Gubernur memaparkan bahwa potensi
pariwisata Lampung terus menunjukkan tren positif. Berdasarkan laporan Dinas
Pariwisata, hingga pertengahan 2025 tercatat 17 juta kunjungan wisatawan
domestik ke Lampung. Angka itu diperkirakan akan menembus 30 juta pengunjung
hingga akhir tahun.
“Dengan rata-rata pengeluaran wisatawan
sebesar Rp1,82 juta per orang, berarti ada sekitar Rp54 triliun uang yang
beredar di Lampung dari sektor pariwisata, ujar Gubernur.
Meski demikian, Gubernur menilai
sektor pariwisata masih berkembang secara organik tanpa desain terpadu. Karena
itu, ia mendorong pemerintah daerah bersama pelaku usaha menata ulang strategi
pariwisata agar lebih terarah dan berkelanjutan.
“Kita perlu menata kepariwisataan
dengan rapi. Jika dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin Lampung bisa
menarik 100 juta wisatawan domestik per tahun,” tambahnya.
Selain pariwisata, Gubernur Mirza
juga menyoroti besarnya potensi ekonomi dari sektor kopi. Lampung saat ini
menjadi penyuplai sekitar 50 persen kopi Indonesia dan menempati posisi teratas
untuk ekspor kopi nasional. Namun, 90 persen ekspor tersebut masih berupa green
bean atau kopi mentah.
“Nilai tambah dari kopi kita baru
sekitar Rp10 triliun. Padahal, jika dilakukan hilirisasi penuh, nilainya bisa
mencapai Rp65 triliun,” jelasnya.
Untuk itu, Pemerintah Provinsi
Lampung berkomitmen memperkuat industri hilir kopi dan mendorong pelaku usaha
lokal agar mengekspor kopi olahan jadi. “Kami ingin kopi Lampung menjadi brand
yang kuat. Kita harus mendorong produksi dan ekspor kopi jadi agar nilai
tambahnya dinikmati di daerah,” ujar Gubernur.
Gubernur juga mengajak pelaku
usaha, pemerintah daerah, dan lembaga keuangan untuk berkolaborasi dalam
memperkuat ekosistem kopi Lampung. Bentuk dukungan pemerintah, menurutnya, bisa
berupa kemudahan izin usaha hingga pemanfaatan aset pemerintah daerah untuk
pengembangan usaha kopi.
“Kalau ada tanah milik Pemda dan
ingin dipakai untuk kedai kopi, silakan gunakan. Semakin banyak konsumsi kopi
di daerah, semakin besar dampak ekonominya,” ujarnya.
Gubernur Mirza juga menegaskan,
Paviliun Kopi Lampung bukan sekadar ajang promosi, tetapi rumah besar bagi
seluruh pelaku kopi Lampung, dari petani hingga eksportir. Ia berharap kegiatan
ini menjadi momentum untuk memperkenalkan potensi besar kopi Lampung ke tingkat
nasional dan internasional.
“Kita ingin Lampung Fest menjadi
tonggak kebangkitan kopi Lampung, sekaligus memperkuat daya tarik wisata kita.
Kopi dan pariwisata harus berjalan beriringan sebagai kekuatan ekonomi baru
daerah,” tutupnya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif Provinsi Lampung, Bobby Irawan, dalam laporannya menjelaskan bahwa
Lampung Fest 2025 akan berlangsung pada 11–25 November. Festival ini
menggabungkan konsep pameran, kuliner, dan hiburan dengan total sebelas jenis
kegiatan tematik, seperti Festival Seruput Kopi, Festival Kemilau Budaya
Lampung, dan Karnaval Budaya.
“Paviliun Kopi Lampung menjadi
pusat kegiatan, menampilkan ekosistem kopi dari hulu hingga hilir, sekaligus
wadah memperkuat kesejahteraan petani dan pelaku usaha kopi,” jelas Bobby.
Selain pameran kopi, Lampung Fest
juga akan menghadirkan konser musik Lampungporia yang berlangsung selama
sepuluh hari, dengan target 300 ribu pengunjung. Bobby menambahkan bahwa
festival ini juga mendukung gerakan nasional Bangga Berwisata di Indonesia dan
Bangga Buatan Indonesia.
Sinergi antara kopi dan
pariwisata diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Lampung secara
inklusif. Selain memperkuat branding daerah, langkah ini juga membuka lapangan
kerja baru, meningkatkan pendapatan petani, dan menjadikan Lampung sebagai
destinasi wisata unggulan berbasis komoditas kopi di Indonesia. [MFH/Dinas
Kominfotik Provinsi Lampung]










3.jpg)
