- Willys Lampung Community (WLC) Korwil Lampung Timur Dikukuhkan
- Wabup Lamtim Pimpin Rapat Persiapan JUMBARA I PMI 2025
- Pimpin Apel Di SMPN 2 Pagelaran, Bupati Pringsewu Minta Siswa Jaga Akhlak
- Pemerintah Kota Metro dan Baznas Salurkan Bantuan untuk TK Khodijah Metro Barat
- Bupati Pesawaran Kukuhkan Pengurus TP PKK Kecamatan Periode 2025–2030
- Pelepasan Peserta PKN Tingkat I Angkatan LXIII Tahun 2025
- Gubernur Mirza Terima Anugerah Tun Perak dari DMDI yang Diikuti oleh 18 Negara
- Kadis Kominfo: Langkah Cerdas Trobosan Biosalin Dorong Inovasi Sektor Pertanian di Lamsel
- Bupati Ela Siti Nuryamah Ajak Warga Negara Nabung Jaga Kebersihan Wisata Beringin Indah
- Wujudkan ASN Sehat dan Bugar Pemkab Lamtim Rutin Gelar Senam Bersama
Festival Bebay Butabuh 2025, Panggung Perempuan Lampung Lestarikan Budaya Daerah

BANDAR LAMPUNG, MFH,-- Suasana Teater
Tertutup Taman Budaya Lampung dipenuhi semangat dan kebanggaan. Ratusan
perempuan (bebay) peserta Bebay Butabuh dari 15 kabupaten/kota di Provinsi
Lampung menampilkan kemampuan terbaiknya dalam ajang Festival Bebay Butabuh 2025,
bagian dari rangkaian Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) IV Provinsi Lampung, Kamis
(23/10/2025).
Festival ini menjadi wadah apresiasi
dan pelestarian seni budaya Lampung, khususnya dalam bidang musik tradisional
dan ekspresi seni perempuan. Kegiatan ini juga diharapkan menjadi pintu gerbang
untuk memperkenalkan budaya Lampung ke tingkat nasional bahkan internasional.
Gubernur Lampung Rahmat Mirzani
Djausal, melalui Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung Thomas
Amirico, S.STP., M.H, menyampaikan apresiasi tinggi kepada panitia dan seluruh
peserta yang telah berkontribusi dalam kegiatan tersebut.
Baca Lainnya :
- Achmad Nyerupa: Sekolah Rakyat Siapkan Pemimpin Masa Depan Indonesia0
- Agnesia Bulan Marindo Ajak Pengurus LASQI Bersinergi Majukan Seni Qasidah di Bumi Ruwa Jurai0
- Wagub Lampung Serahkan KUR ke Pelaku UMKM0
- Sutrisno: Budidaya Labu Madu, Menjanjikan dengan Potensi Pasar Luas0
- Guru dari 35 Sekolah Unggul di Lampung Ikuti Uji Kompetensi0
“Festival ini bukan hanya ajang lomba,
tetapi momentum untuk memperkuat identitas budaya Lampung. Saya mengajak
seluruh bupati dan wali kota untuk terus berperan aktif dalam kegiatan
kebudayaan sebagai bentuk tanggung jawab moral dalam menjaga warisan budaya
daerah,” ujar Thomas.
Ia juga menyoroti pentingnya
regenerasi pelaku budaya. “Jumlah pakar dan tokoh budaya semakin sedikit.
Karena itu, kita harus bersama-sama menyiapkan generasi penerus yang memahami
dan mencintai budaya Lampung secara utuh,” imbuhnya.
Menurutnya, kolaborasi antara
pemerintah, akademisi, pelaku seni, dan masyarakat menjadi kunci utama agar
kekayaan budaya Lampung tetap lestari dan dikenal luas.
Selain menampilkan pertunjukan musik
dan tari tradisional, festival ini juga menjadi ajang kompetisi dengan berbagai
kategori penghargaan seperti juara umum, juara harapan, juara favorit, kostum
terbaik, serta piala bergilir Ibu Gubernur Lampung.
Melalui kegiatan ini, diharapkan seni
dan budaya Lampung semakin dikenal, dicintai, dan diwariskan lintas generasi.
“Budaya bukan sekadar masa lalu,
tetapi fondasi masa depan. Dengan menjaga budaya, kita menjaga jati diri
Lampung dan memperkuat posisi daerah ini di kancah nasional maupun
internasional,” tutup Thomas Amirico.
Ketua Dewan Kesenian Lampung (DKL),
Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., dalam sambutannya menyampaikan rasa
syukur atas terselenggaranya kegiatan tersebut yang mendapat antusiasme tinggi
dari masyarakat dan pelaku seni.
“Alhamdulillah, dengan ridho dan
berkah Allah SWT, hari ini kita diberikan kesehatan dan kesempatan untuk hadir
pada Festival Bebay Butabuh yang sangat membanggakan. Ini bukti nyata semangat
kita dalam merawat dan melestarikan seni serta budaya daerah,” ujar Satria.
Ia menyampaikan apresiasi kepada
seluruh pihak yang berperan, mulai dari pengurus DKL, Akademisi Lampung, Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan, UPTD Taman Budaya, hingga para panitia dan peserta.
Tahun ini, festival diikuti 287 peserta dari 15 kabupaten/kota, yang kemudian
diseleksi menjadi 205 peserta dari 15 grup terbaik.
Menurut Satria, festival ini bukan
sekadar perlombaan, tetapi juga sarana penting untuk merawat filosofi kehidupan
masyarakat Lampung yang menjunjung tinggi peran perempuan dalam keluarga dan
pelestarian budaya.
“Dalam budaya kita, peran ibu atau
bebay sangat vital. Dari tangan merekalah nilai-nilai budaya dan seni
diwariskan kepada anak-anak sebagai generasi penerus menuju Indonesia Emas
2045,” jelasnya.
Ia menambahkan, kekayaan budaya
Lampung mulai dari musik tradisional seperti gamolan dan gitar klasik Lampung
hingga kuliner khas seperti seruit perlu dihadirkan di berbagai ruang publik.
“Bayangkan jika wisatawan yang tiba di
Bandara Raden Intan sudah disambut dengan alunan musik Lampung, dan suara itu
terus mereka dengar di hotel, rumah makan, hingga pusat oleh-oleh. Inilah
experience marketing budaya yang bisa membangun citra Lampung di mata dunia,”
ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Ketua TP.
PKK Provinsi Lampung, Purnama Wulan Sari Mirza, dalam sambutannya menyampaikan
apresiasi kepada seluruh panitia, Dewan Kesenian Lampung, serta para peserta
yang telah menampilkan kreativitas luar biasa.
“Festival Bebay Butabuh bukan sekadar
hiburan, tetapi momentum strategis untuk memperkuat identitas budaya Lampung,
terutama dalam musik tradisional. Ini tanggung jawab kita semua, masyarakat,
tokoh budaya, dan generasi muda untuk terus menjaga dan menumbuhkan kecintaan
terhadap warisan budaya Lampung,” ujarnya.
Purnama Wulan Sari Mirza juga
menekankan pentingnya peran perempuan dalam pelestarian budaya dan pemberdayaan
masyarakat.
“Peserta festival ini adalah
wanita-wanita hebat dari 15 kabupaten/kota. Mereka membuktikan bahwa perempuan
memiliki peran setara dalam memajukan seni dan budaya. Melalui seni, perempuan
ikut menanamkan nilai-nilai luhur kepada generasi penerus,” katanya.
Ia berharap kekayaan budaya Lampung
dapat terus dipromosikan hingga ke tingkat nasional dan internasional.
“Sebelum ke tingkat dunia, mari kita
mulai dari rumah sendiri. Bandara, hotel, hingga pusat kuliner harus menjadi
ruang hidup bagi budaya Lampung. Jika itu terwujud, maka dunia akan mengenal
Lampung melalui musik, kuliner, dan keramahan masyarakatnya,” ujar Wulan Sari
Mirza.
Setelah membuka secara resmi Festival
Bebay Butabuh, Purnama Wulan Sari Mirza juga menunjukkan dukungannya dengan
ikut serta menyanyikan lagu “Payu Kidah” dihadapan seluruh peserta Festival
Bebay Butabuh sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian seni dan budaya
Lampung.
Festival Bebay Butabuh menjadi salah
satu bentuk nyata sinergi antara pemerintah daerah Provinsi Lampung, Dewan
Kesenian Lampung, dan TP. PKK Provinsi Lampung dalam menjaga serta mengembangkan
kebudayaan daerah. [MFH/Dinas Kominfotik Provinsi Lampung]










3.jpg)
