- Tekab 308 Presisi Polres Tanggamus Ringkus Residivis Pelaku Curat HP di Sumberejo
- Bupati Pringsewu Kukuhkan Tim Pembina Posyandu 2025-2030
- Bupti Pringsewu Harapkan PERWOSI Tingkatkan Eksistensi Wanita dalam Kembangkan Olahraga
- Ketua TP PKK Lampung Canangkan Desa Tapis di Lumbok Seminung
- Bupati Nanda Kunjungi Sejumlah Sentra UMKM di Way Lima
- Wabup Lambar Hadiri Persiapan Lampung Fest 2025
- Marching Band Gita Praja Saburai Raih Piala Kemenpora RI 2025
- Gubernur Mirza Buka Musda XVI Pramuka Lampung
- Gubernur Mirza Dorong Sinergi Kopi dan Pariwisata Lewat Lampung Coffee Pavilion
- Gubernur Mirza Berjuang Untuk Harga Singkong yang Layak
Hearly Egi: Narasi Penolakan Pembangunan Jalan Way Nipah – Tampang Tua Menyesatkan

TANGGAMUS,
MFH,-- Ketua Laskar Lampung Indonesia (LLI) DPC Kabupaten Tanggamus, Hearly
Egi, menyatakan penolakan tegas terhadap narasi yang menentang pembangunan
trase Jalan Waynipah – Tampang Tua.
Penolakan
yang disuarakan oleh Ir. Edy Karizal dengan tudingan pengkhianatan terhadap
komitmen penurunan emisi gas rumah kaca dinilai menyesatkan dan mengabaikan
kebutuhan masyarakat.
Hearly Egi
menegaskan, pembangunan akses jalan adalah kebutuhan mendasar bagi warga
pesisir dan pegunungan yang telah puluhan tahun hidup dalam keterisolasian.
Baca Lainnya :
- Polres Tanggamus Ungkap Kasus Pencurian Kapulaga di Limau0
- Truk Pembawa Tabung Gas Terjun ke Jurang0
- Polsek Wonosobo Tangkap Pelaku Penganiayaan0
- Kisah Heroik Istri di Tanggamus, Selamatkan Suami dari Kobaran Api yang Hanguskan Rumah0
- Polsek Semaka Identifikasi Mayat Petani yang Jatuh ke Jurang Rewel0
“Jalan ini
bukan proyek seremonial. Ini urat nadi ekonomi rakyat Tanggamus yang sudah lama
menunggu akses transportasi yang layak. Jangan bicara soal emisi sambil menutup
mata terhadap penderitaan warga,” tegas Hearly, Rabu, 15 Oktober 2025.
Menurutnya,
mengaitkan kepentingan dasar rakyat dengan agenda global penurunan emisi tanpa
melihat kondisi sosial-ekonomi di lapangan adalah bentuk arogansi intelektual.
Laskar
Lampung menilai komitmen lingkungan tidak boleh dijadikan dalih untuk
membiarkan daerah tetap terisolasi.
Seperti
dilansir Potensinews.id, Hearly
menantang pihak-pihak yang menolak proyek tersebut untuk turun langsung ke
lapangan, menyaksikan bagaimana warga harus melewati jalur curam hanya untuk
memasarkan hasil bumi atau mendapatkan pelayanan kesehatan.
“Pembangunan
jalan bukan hanya soal beton dan aspal. Ia adalah jembatan harapan yang
menghubungkan keterpencilan dengan peradaban,” ujarnya.
Ia
menekankan bahwa agenda lingkungan memang penting, namun kebijakan hijau tidak
boleh dipahami secara kaku hingga menutup akses rakyat terhadap hak ekonomi dan
sosialnya.
“Pembangunan hijau seharusnya tidak memiskinkan
rakyat, tetapi membebaskan mereka dari keterisolasian,” tambah Hearly. [MFH/din/**]










3.jpg)
