- Tokoh Masyarakat Palas Barat Dukung Pemekaran Kecamatan
- Ribuan Warga Lamtim Pecahkan Rekor MURI Bersama Wagub Jihan
- Wali Kota Metro Ajak Pemuda Memaknai Sumpah Pemuda
- Bupati Minta Jebolan Beasiswa Seni Budaya jadi Penggerak Pelestarian Seni Tradisi
- Lambar Butuh 14.512 Mt LPG 3 Kg
- Kepala Desa dan Babinsa Tinjau Pos Ronda
- Tekab 308 Presisi Polres Tanggamus Ringkus Residivis Pelaku Curat HP di Sumberejo
- Bupati Pringsewu Kukuhkan Tim Pembina Posyandu 2025-2030
- Bupti Pringsewu Harapkan PERWOSI Tingkatkan Eksistensi Wanita dalam Kembangkan Olahraga
- Ketua TP PKK Lampung Canangkan Desa Tapis di Lumbok Seminung
Pemprov Lampung Targetkan 90 Persen Jalan Provinsi Mantap 2028
Mulai 2026 Beralih ke Beton

BANDAR LAMPUNG,
MFH — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menegaskan komitmen untuk
memperbaiki kualitas infrastruktur jalan. Gubernur Lampung Rahmat Mirzani
Djausal menargetkan mulai 2026, seluruh perbaikan jalan di wilayah Lampung
tidak lagi menggunakan aspal, melainkan beton. Ia juga menargetkan 90 persen
jalan provinsi sudah berstatus mantap pada 2028.
Komitmen tersebut
disampaikan Gubernur saat meninjau kinerja Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi
(BMBK) Provinsi Lampung di Bandar Lampung, Kamis (2/10/2025). Menurutnya,
perbaikan infrastruktur menjadi tantangan utama pemerintahannya sejak awal
menjabat pada Februari lalu.
“Saat saya pertama
dilantik, hasil survei menunjukkan ketidakpuasan masyarakat Lampung terhadap
pemerintah provinsi paling tinggi ada di sektor infrastruktur, terutama jalan.
Tantangan kami adalah bagaimana menyelesaikan ketidakpuasan itu,” ucap
Gubernur.
Baca Lainnya :
- Kepala BKD Lampung Pantau Langsung Pelantikan 1.082 PPPK Tahap II0
- Pejabat Utama Polda Lampung Jadi Irup SMA, SMK, MAN di Bandar Lampung0
- Gubernur Lampung Apresiasi Kejati Atas Penyelamatan Aset Daerah0
- QRIS Tap Diluncurkan di Siger Run 20250
- Ribuan Peserta Meriahkan PMI Run 4 Humanity di Puncak HUT ke-80 PMI Lampung0
Gubernur
mengungkapkan, data kondisi jalan di Lampung sebenarnya tidak seburuk citra yang
berkembang di masyarakat. Ia menyebut jalan mantap di Lampung sudah mencapai 78
persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional yang berada di angka 75 persen.
“Ketika saya
cerita ke Menteri PU bahwa jalan di Lampung jelek, kami lalu lihat datanya.
Ternyata kita di atas rata-rata nasional. Banyak provinsi lain yang jalan
mantapnya di bawah 75 persen, tapi tidak tercitra jelek seperti Lampung,”
ujarnya.
Meski demikian,
Gubernur mengakui masih ada jalan-jalan yang rusak dan perlu dibenahi. Ia
menyebut ada tiga persoalan utama yang menjadi fokus pembenahan, yaitu strategi
pembangunan, kualitas konstruksi, dan persepsi publik.
Strategi
pembangunan, kata dia, selama ini kurang tepat sasaran karena anggaran
diarahkan ke jalan menuju perkebunan yang jaraknya jauh dan dilalui sedikit
orang. Padahal fungsi jalan juga untuk mobilitas sosial masyarakat seperti
akses ke sekolah, masjid, dan pasar.
“Sekarang
strateginya kami ubah. Jalan yang diperbaiki adalah yang rusak dan berada di
kawasan dengan kepadatan penduduk tinggi. Dengan anggaran Rp400 miliar,
dampaknya bisa dirasakan 2–3 juta orang, bukan hanya 1,5 juta orang seperti
sebelumnya,” jelasnya.
Gubernur juga
menyoroti masalah kualitas jalan yang kerap cepat rusak. Menurutnya, jalan
provinsi selama ini dibangun dengan spesifikasi 20 ton, tetapi dilalui
kendaraan dengan beban hingga 50 ton yang mengangkut hasil pertanian seperti
padi dan singkong.
“Kami tidak bisa
menutup akses kendaraan itu karena akan merugikan petani dan menurunkan harga
hasil panen. Maka solusinya kualitas jalan harus ditingkatkan. Mulai 2026,
tidak boleh lagi ada jalan aspal di Lampung, semua harus beton. Ini juga akan
mendukung daya saing industri di Lampung,” ujar Gubernur.
Selain strategi
dan kualitas, Pemprov Lampung juga berupaya memperbaiki persepsi publik.
Gubernur menilai masyarakat selama ini kurang mendapat informasi tentang
kinerja pemerintah dalam memperbaiki jalan, sehingga muncul anggapan negatif
terkait kualitas pekerjaan dan keterbukaan anggaran.
“Kami sekarang
membuka diri. Konsekuensinya, kualitas pekerjaan harus bagus. Yang mengawasi
bukan hanya Dinas PU atau konsultan, tapi seluruh masyarakat Lampung. Kalau ada
masalah, semua bisa melihat. Ini juga diapresiasi aparat penegak hukum,”
tuturnya.
Di kesempatan yang
sama, Gubernur mengapresiasi kerja keras jajaran BMBK yang menurutnya telah
bekerja lebih cepat dari biasanya. Jika sebelumnya pekerjaan perbaikan jalan
dengan anggaran yang sama baru selesai pada akhir tahun, kini banyak yang
rampung lebih cepat.
“Dulu dengan
anggaran yang sama baru selesai Desember, sekarang September sudah banyak
selesai. Itu berarti kerja delapan sampai sepuluh bulan dipadatkan jadi enam
bulan. Saya tahu ini berat, tapi saya berterima kasih atas pengorbanan
teman-teman,” ujarnya.
Gubernur
memastikan langkah-langkah ini hanyalah permulaan menuju target besar
pemerintahannya. Ia menegaskan bahwa seluruh upaya tersebut ditujukan untuk
memperbaiki layanan publik dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintah daerah.
“Target sebenarnya
adalah pada 2028, sebanyak 90 persen jalan provinsi di Lampung sudah mantap,”
kata Gubernur.
Kepala Dinas BMBK
Provinsi Lampung M. Taufiqullah melaporkan, hingga awal Oktober dari 52 paket
kegiatan perbaikan jalan, 40 paket sudah mencapai tahap Provisional Hand Over
(PHO) atau serah terima sementara.
“Masih ada 12
paket lagi yang sedang dikejar agar selesai dalam dua bulan ke depan.
Mudah-mudahan cuaca mendukung dan tidak hujan terus,” kata Taufiqullah.
Ia juga menyebut
pembangunan infrastruktur jembatan masih terus berjalan. Dari 21 paket
jembatan, enam di antaranya sudah mencapai tahap PHO.
“Untuk jembatan
prosesnya memang lebih lama, apalagi di daerah rawan banjir seperti Kelumbayan.
Namun, kami berusaha mempercepat agar masyarakat segera merasakan manfaatnya,”
ujarnya.
Taufiqullah
menambahkan, masyarakat kini mulai merasakan dampak nyata dari pembangunan
infrastruktur, misalnya rencana pelebaran jalan di kawasan wisata
Lempasing–Mutun yang disambut gembira warga.
Upaya Pemprov Lampung
ini diharapkan dapat memperbaiki konektivitas wilayah, memperlancar distribusi
logistik, dan menurunkan biaya transportasi, sehingga mendukung pertumbuhan
ekonomi daerah. Peralihan ke jalan beton juga diperkirakan dapat memperpanjang
usia infrastruktur dan mengurangi biaya perawatan di masa mendatang. [MFH/Dinas
Kominfotik Provinsi Lampung]










3.jpg)
