- Bupati Pringsewu Hadiri SPPG Yayasan Kemala Bhayangkari
- KemenP2MI dan Pemkab Lampung Timur Teken MoU
- Jambore Kader Pkk Tingkat Kota Metro 2025
- Gelar Silaturahmi Bersama TKSK dan Pendamping PKH
- Panen Kedelai di Lampura Simbol Kolaborasi Pemerintah dan TNI
- DPO Pembobol Rumah di Sumberejo Ditangkap Tekab 308 Presisi Polres Tanggamus
- Tokoh Masyarakat Palas Barat Dukung Pemekaran Kecamatan
- Ribuan Warga Lamtim Pecahkan Rekor MURI Bersama Wagub Jihan
- Wali Kota Metro Ajak Pemuda Memaknai Sumpah Pemuda
- Bupati Minta Jebolan Beasiswa Seni Budaya jadi Penggerak Pelestarian Seni Tradisi
Wakil Wali Kota Metro Dorong Penguatan Literasi Digital Gen Z Lewat Festival Literasi 2025

METRO, MFH,-- Wakil Wali Kota Metro, M. Rafieq Adi
Pradana, tampil sebagai narasumber dalam Talkshow Festival Literasi Kota Metro
Tahun 2025 yang berlangsung pada Rabu (24/09/2025).
Dalam kesempatan itu, ia memaparkan arah kebijakan
strategis pemerintah daerah terkait penguatan literasi digital, khususnya bagi
generasi Z. Dalam penyampaiannya, Rafieq menegaskan bahwa penyusunan RPJMD Kota
Metro Tahun 2025–2030 telah memasukkan program-program prioritas di bidang
literasi digital.
“Sejak awal, saya tekankan agar literasi berbasis
teknologi informasi menjadi bagian penting dalam RPJMD. Tujuannya adalah
pemerataan kualitas pendidikan yang berbasis teknologi,” ujarnya.
Baca Lainnya :
- Wali Kota Metro hadiri Rapat Paripurna DPRD Metro terkait Raperda Perubahan APBD Tahun 20250
- Peringati HUT TNI ke-80, Pangdam XXI/Radin Inten Gelar Bakti Sosial 0
- Walikota Metro Terima Aspirasi dari THL Non Database Kota Metro0
- Wakil Walikota Metro buka Pelatihan Digital Marketing0
- Tekan Inflasi Pemkot Metro Ikuti Rakor Bersama Kemendagri0
Bahkan hal tersebut, juga tercantum dalam visi Wali
Kota Metro untuk menjadikan daerah ini sebagai kota cerdas harus diwujudkan
melalui kecerdasan teknologi.
“Ini penting, Bapak-Ibu, karena hari ini kita tidak
hanya bicara perang sumber daya manusia, tapi juga perang teknologi. Kalau kita
tidak tanggap, kita bisa ketinggalan, bahkan bukan hanya dengan negara lain,
tapi juga dengan daerah lain di Indonesia,” katanya.
Menurutnya, jangan sampai Kota Metro yang bercita-cita
menjadi kota cerdas justru tertinggal dibandingkan daerah-daerah lain di
Provinsi Lampung. Oleh sebab itu, peningkatan kualitas SDM menjadi langkah awal
sebelum masyarakat diarahkan pada literasi digital.
“Kalau kualitas pendidikan sudah meningkat, masyarakat
harus mulai mengakses literasi secara digital. Bukan berarti literasi
konvensional kita abaikan, tapi perkembangan informasi saat ini begitu
cepat—bukan lagi hitungan hari, tapi menit bahkan detik,” tegas Rafieq.
Pada paparannya, Rafieq juga menjelaskan bahwa
literasi tidak sebatas kemampuan membaca, tetapi juga mencakup kemampuan
memilah, memfilter, dan memahami informasi yang bermanfaat atau tidak
bermanfaat.
“Masyarakat kita membutuhkan informasi positif yang
bernilai ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan. Inilah yang sedang kita
bangun di Kota Metro,” imbuhnya.
Untuk mencapai hal tersebut, Rafieq mengungkapkan
pentingnya peran pemuda dalam penguatan literasi digital untuk menjadi filter
bagi arus informasi yang masuk ke tengah masyarakat. Dirinya juga berharap
generasi muda Kota Metro mampu menyuarakan aspirasi dengan logis, berbasis
data, dan disampaikan melalui argumentasi yang sehat.
Jika dilihat dari target kinerja RPJMD, kata Rafieq,
pemerintah menetapkan indikator pembangunan TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi) yang merupakan bagian dari IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)
sebagai salah satu prioritas mengingat indeks pembangunan IPTEK di Provinsi
Lampung sudah meningkat dari 5,63 menjadi 5,78.
“Kita ikut dalam gerakan 100 kota cerdas. Saat ini,
indeks Kota Metro berada di angka 2,14 dari 4 pada tahun 2023. Itu kategori
cukup baik, tapi kita ingin lebih dari sekadar cukup. Kita harus masuk kategori
baik bahkan sangat baik,” jelasnya.
Wakil Walikota Metro menuturkan bahwa target Kota
Metro saat ini adalah meningkatkan indeks implementasi kota cerdas dari 2,2
pada 2025 menjadi 3,2 pada 2030, sementara itu indeks pemerintahan digital
diharapkan naik dari 1,76 menjadi 2,8.
“Ini bukti bahwa kita serius menjadikan Metro lebih
baik melalui penerapan digitalisasi. Dampaknya nanti akan terlihat pada
peningkatan indeks literasi masyarakat,” ucap Rafieq.
Dia juga menilai, keyakinan capaian target dapat
terwujud mengingat saat ini Kota Metro memiliki Taman Bacaan Masyarakat,
perpustakaan kelurahan, hingga layanan literasi digital yang sudah berkembang
pesat di Kota Metro.
“Layanan kita sudah meliputi E-Perpusda, pojok
digital, akses Wi-Fi, hingga koleksi sekitar 2.400 e-book pada tahun 2024.
Semua ini harus kita manfaatkan sebaik-baiknya. Saya berharap pemuda dapat
menjadi kontributor utama dalam peningkatan kompetensi TIK, karena mereka
adalah ujung tombak digitalisasi daerah. Makanya ketika ada kebijakan dan aksi,
pemuda harus siap menjadi bagian dari perubahan,” ujarnya.
Selain itu, pemerintah pusat juga menuntut penerapan
Satu Data Indonesia yang didukung oleh Perwali Nomor 5 Tahun 2023 yang
diperbarui dengan Perwali Nomor 29 Tahun 2024 untuk mendukung implementasi SDI.
“Peran kunci ada di Bappeda, BPS, BPKAD, Diskominfo,
serta OPD penghasil data. Semua informasi akan disebarkan melalui portal SDI
dan geoportal Palapa yang bisa diakses masyarakat,” jelasnya.
Menurutnya, keberhasilan transformasi digital
membutuhkan kemitraan multipihak atau penta helix dengan kolaborasi pada 5
pilar yaitu sekolah, kampus, komunitas, UMKM, hingga pelaku digital.
“Kita ingin transformasi ekonomi lokal berjalan.
Pelatihan e-commerce dan promosi produk lokal harus terus diperkuat agar usaha
masyarakat tidak hanya bertahan setahun dua tahun, tapi berkelanjutan,”
katanya.
Rafieq menutup
paparannya dengan mengajak masyarakat Metro untuk menjadikan literasi digital
sebagai bagian dari gaya hidup, maka pasar digital itu tidak akan mati seperti
Tokopedia, Shopee, dan Blibli yang saat ini menjadi raksasa e-commerce di
Indonesia. [MFH/Diskomifotik Metro]










3.jpg)
