Yayasan Perisai Nusantara Future Gelar Bimtek Pelestarian Budaya

By Redaktur 26 Okt 2025, 17:40:46 WIB Saburai
Yayasan Perisai Nusantara Future Gelar Bimtek Pelestarian Budaya

Jika Tidak Ada Pepadun, Maka Tidak Ada Sai Batin; Jika Tidak Ada Sai Batin; Maka Tidak Ada Pepadun — Kita Satu, Yaitu Lampung

RAJABASA, LAMSEL, MFH,-- Kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya Lampung menjadi sorotan utama dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) bertema “Peran Generasi Muda dalam Pelestarian Budaya” yang digelar di Aula Kantor Desa Sukaraja, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Sabtu (25/10/2025).

Kegiatan yang diinisiasi Yayasan Perisai Nusantara Future pimpinan Syahbudin Usman ini bekerja sama dengan Kepala Desa Sukaraja M. Yusuf, para pemuda Kecamatan Rajabasa, serta mendapat dukungan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Sebanyak 50 peserta dari berbagai desa di Kecamatan Rajabasa mengikuti kegiatan ini dengan penuh antusiasme.

Baca Lainnya :

Tujuan utama Bimtek ini ialah menumbuhkan kembali kesadaran generasi muda agar memahami akar budayanya sendiri, termasuk kewajiban untuk mampu berbahasa Lampung serta memahami bahwa di Lampung hidup dua jiwa budaya yang saling melengkapi: Sai Batin dan Pepadun.

Dalam pemaparannya, Pangeran Elang Berantai (Raden Berlian Marga) menegaskan bahwa generasi muda tidak boleh memandang perbedaan adat Sai Batin dan Pepadun sebagai sekat.

 “Kalau tidak ada Pepadun, maka tidak ada Sai Batin. Kalau tidak ada Sai Batin, maka tidak ada Pepadun. Karena kita ini bukan berbeda, kita ini satu — yaitu Lampung,” tegasnya.

Ia juga menekankan bahwa pemuda desa wajib bisa berbahasa Lampung sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur dan identitas daerah. Menurutnya, hilangnya kemampuan berbahasa Lampung di kalangan anak muda merupakan tanda memudarnya akar budaya yang harus segera diselamatkan.

“Bahasa adalah jiwa budaya. Kalau anak muda tidak lagi bisa berbahasa Lampung, maka hilanglah sebagian dari jati diri kita sebagai orang Lampung,” ujarnya.

Suasana Bimtek berlangsung interaktif. Para peserta berdiskusi tentang langkah konkret melestarikan budaya lokal, seperti menghidupkan kembali penggunaan bahasa Lampung di rumah, sekolah, dan lingkungan masyarakat, serta mengadakan kegiatan adat dan seni daerah di tingkat desa.

Direktur Yayasan Perisai Nusantara Future, Syahbudin Usman, berharap kegiatan semacam ini dapat menjadi pemantik semangat bagi generasi muda untuk menjaga dan mempromosikan kearifan lokal di tengah derasnya arus modernisasi.

“Kita ingin anak-anak muda Rajabasa tidak hanya bangga menjadi orang Lampung, tapi juga mampu mewarisi dan memperjuangkan budayanya,” kata Syahbudin.

Dengan kegiatan ini, para pemuda Lampung Selatan diharapkan tidak hanya memahami makna budaya, tetapi juga menjadi garda depan dalam menjaga bahasa, tradisi, dan persatuan adat Sai Batin dan Pepadun sebagai dua roh yang menyatu dalam jiwa Lampung. [MFH Gil]




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment