- Bupati Pringsewu Hadiri SPPG Yayasan Kemala Bhayangkari
- KemenP2MI dan Pemkab Lampung Timur Teken MoU
- Jambore Kader Pkk Tingkat Kota Metro 2025
- Gelar Silaturahmi Bersama TKSK dan Pendamping PKH
- Panen Kedelai di Lampura Simbol Kolaborasi Pemerintah dan TNI
- DPO Pembobol Rumah di Sumberejo Ditangkap Tekab 308 Presisi Polres Tanggamus
- Tokoh Masyarakat Palas Barat Dukung Pemekaran Kecamatan
- Ribuan Warga Lamtim Pecahkan Rekor MURI Bersama Wagub Jihan
- Wali Kota Metro Ajak Pemuda Memaknai Sumpah Pemuda
- Bupati Minta Jebolan Beasiswa Seni Budaya jadi Penggerak Pelestarian Seni Tradisi
Wakil Wali Kota Metro Tekankan Pentingnya Kesadaran Hukum di SD Negeri 2 Metro Selatan

METRO, MFH,-- Wakil Wali Kota Metro, M.
Rafieq Adi Pradana, didampingi Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan
Rakyat, Rosita, Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kepala Seksi
Intelijen Kejaksaan Negeri Kota Metro, melaksanakan kegiatan sosialisasi
peraturan perundang-undangan dan penyuluhan hukum bagi satuan pendidikan di SD
Negeri 2 Metro Selatan, Senin (06/10/2025).
Kegiatan ini menjadi salah satu langkah
strategis Pemerintah Kota Metro dalam memperkuat pemahaman nilai-nilai
kebangsaan dan kesadaran hukum sejak usia dini di lingkungan sekolah dasar.
Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra,
Rosita, dalam amanatnya menyampaikan pesan penuh motivasi kepada para siswa
agar memiliki tekad dan semangat belajar yang tinggi untuk meraih cita-cita.
Baca Lainnya :
- Wali Kota Metro resmikan Dapur MBG SPPG Tejosari 020
- Wali Kota Metro tekankan pelayanan publik yang cepat dan tepat0
- Walikota Metro Audensi dengan Kepala BPKP Provinsi Lampung0
- Walikota Apresiasi Warung Merah Putih dan Pelestarian Musik Tradisional oleh PWRI 0
- Wakil Wali Kota Metro Dorong Penguatan Literasi Digital Gen Z Lewat Festival Literasi 20250
“Jika anak-anak bercita-cita menjadi guru,
dokter, kepala dinas hingga walikota maka semua itu harus diraih dengan
semangat belajar yang tinggi sampai ke pendidikan yang setinggi-tingginya,”
ujarnya.
Ia menekankan, bahwa pendidikan bukan
hanya soal akademik tetapi juga soal pembentukan karakter dan cinta tanah air
melalui pemahaman sejarah bangsa dan nilai-nilai Pancasila.
Rosita berharap guru-guru yang ada di
satuan Pendidikan di Kota Metro dapat kembali menanamkan semangat nasionalisme
di ruang-ruang kelas agar generasi muda saat ini tidak melupakan sejarah perjuangan
bangsa.
“Tanggung jawab kita semua untuk
menyampaikan sejarah kepada anak-anak, agar mereka tahu bahwa bangsa Indonesia
adalah bangsa besar yang diraih dengan perjuangan dan pengorbanan,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Rosita juga
menjelaskan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila untuk
menegaskan bahwa ideologi bangsa Indonesia tidak dapat digantikan oleh apa pun.
Menurut Rosita, penerapan nilai-nilai
Pancasila dapat dimulai dari hal-hal kecil di lingkungan sekolah, seperti sikap
saling menghargai, disiplin, dan gotong royong.
“Kalau kita bisa mengamalkan Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari, Insya Allah Indonesia akan tetap rukun dan damai,
karena Pancasila mengajarkan toleransi dan saling menghormati,” ucapnya.
Dengan pancasila, kita juga dapat mencegah
perilaku negatif di kalangan siswa, seperti membolos, menyontek, maupun
melakukan perundungan (bullying).
Sementara itu, Wakil Wali Kota Metro, M.
Rafieq Adi Pradana, dalam arahannya menuturkan bahwa kegiatan penyuluhan hukum
merupakan program rutin pemerintah daerah yang sangat penting untuk memperkuat
kesadaran hukum di kalangan pelajar.
Ia menilai bahwa kondisi dunia pendidikan
saat ini telah banyak berubah dibandingkan masa lalu, dimana kelaziman
terdahulu menjadi tidak lazim.
Perubahan zaman dan kemajuan teknologi
saat ini menurutnya, menuntut semua pihak untuk memiliki kesamaan pandangan
dalam mendidik anak-anak, baik di sekolah maupun di rumah sehingga dibutuhkan
penyatuan persepsi antara sekolah, orang tua, pemerintah, dan penegak hukum.
“Kita bukan mau memperceramahi, tapi ingin
berdiskusi. Silakan sampaikan keluh kesah, saran, atau kritik agar bisa kita
bahas bersama. Hukum sejatinya hadir bukan untuk mengekang masyarakat,
melainkan untuk memberikan perlindungan bagi diri sendiri, keluarga, dan
lingkungan sekitar agar kita tidak keluar jalur dan terhindar dari kesalahan
yang justru bisa merusak masa depan,” tuturnya.
Selain itu, kesadaran hukum juga harus
ditanamkan sejak dini, dimulai dari hal-hal sederhana yang diajarkan seperti
disiplin hadir tepat waktu, jujur saat ujian, menghormati guru, dan menjaga
fasilitas sekolah.
“Ini merupakan fondasi yang akan membentuk
kepribadian anak di masa depan. Hal yang terlihat sederhana, tapi nanti menjadi
acuan karakter seseorang di masyarakat,” tambahnya.
Rafieq juga meminta agar penanaman
disiplin tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga harus diterapkan di
rumah. “Kalau di sekolah anaknya disiplin, di rumah juga harus disiplin. Harus
ada aturan yang disepakati bersama agar anak terbiasa hidup tertib di mana pun
berada,” katanya.
Dalam penyuluhan tersebut, Rafieq juga
mengingatkan sejumlah bentuk pelanggaran hukum yang sering terjadi di dunia
pendidikan, seperti bullying, kekerasan, dan penyalahgunaan media sosial. “Ini
busa bisa menjadi bom waktu apabila tidak perhatikan bersama yang bisa membuat
anak trauma, depresi, bahkan tidak mau sekolah. Kalau sampai terjadi, berarti
kita semua gagal melindungi anak-anak kita,” tegasnya.
Selain bullying, ia juga menyoroti efek
negatif dari media sosial yang menyebabkan penyalahgunaan narkoba dan minuman
keras, balapan liar, tawuran dan pencurian di kalangan remaja yang bisa
meninggalkan catatan buruk bagi masa depan anak. “Kalau sudah terkena proses
hukum, maka akan tercatat pada SKCK dan berpengaruh ketika nanti mereka melamar
pekerjaan,” jelasnya.
Rafieq berharap, semua pihak dapat bekerja
sama memperkuat literasi hukum dan digital di sekolah. “Sekolah harus terus
membangun kesadaran hukum, memahami peraturan yang berlaku, dan membuat SOP
agar kasus perundungan bisa segera ditangani. Guru harus menjadi role model di
sekolah, dan orang tua menjadi panutan di rumah sehingga anak-anak akan tumbuh
dengan karakter yang baik,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Seksi
Intelijen Kejaksaan Negeri Kota Metro, Puji Rahmandian, mengingatkan bahwa
keluarga memiliki peran utama dalam membentuk karakter anak, karena orang tua
adalah teladan utama bagi anak-anaknya.
“Pendidikan moral dan spiritual harus
dimulai dari lingkungan keluarga dengan mengajarkan dan memberikan contoh pada
anak-anak kita. Kalau orang tua rajin salat, anak akan ikut salat. Kalau orang
tua rajin mengaji, anak pun akan meniru,” ucapnya.
Puji juga menekankan bahwa perhatian dan
kasih sayang di rumah akan membuat anak lebih percaya diri dan berperilaku
positif di sekolah, begitupun sebaliknya.
“Jadi, mari kita
jadikan rumah sebagai sekolah pertama dan utama bagi anak-anak kita. Tumbuhkan
kebiasaan baik dari rumah, karena itulah pondasi bagi masa depan mereka,” tambahnya.
[MFH/Diskominfotik Metro]










3.jpg)
